Lakon dan Pengaturan Wayang

Secara garis besar lakon wayang purwa dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Prasejarah menceritakan tentang ksiah para dewa di Kahyangan, ajaran dewa kepada anak manusia, juga kisah kejahatan raksasa maupun setan yang mengganggu manusia, juga kisah kejahatan raksasa mapun setan yang mengganggu manusia, Sebagian besar cerita dewa-dewa dan raksasa ini diambil dari Mahabharata, tetapi sebagian didasarkan pada dongen tutur tinular yang berkembang di Jawa.
2. Cerita Arjunasasrabahu yang diawali dari keberadaan negara Maespati sebagai penerus dinasi Purwacarita (penjilmaan dewa Wisnu) hingga tamatnya riwayat Prabu Harjunasasrabahu.
3. Cerita Rama, isinya diawali dari runtuhnya kerajaan Maespati dilanjutkan petualangan Dasamuka, kisah Rama Sinta dan berakhir pada lakon Rama menjelma (nitis).
4. Cerita Mahabharata, isinya menceritakan para leluhur Pandawa hingga Pandawa muksa.

Pengaturan wayang adalah penataan wayang yang akan dipakai untuk pertunjukan sesuai dengan letak maupun posisinya. Jumlah wayang lengkap dalam satu kotak hampir mencapai 500 buah, dand ari sekian banyak wayang tersebut, penataannya terbagi menurut jenisnya, yaitu wayang simpingan, wayang eblekan dan wayang dudahan.

Wayang simpingan adalah wayang yang dijajar pada lajur kiri maupun lajur kanan, maka disebut simpingan kiri dan simpingan kanan. Wayang simpingan kiri antara lain:
1. Raksasa raja atau dalam istilah pewayangan disebut buta raton terdiri dari Balasewu, Niwatakawaca, Kumbakarna, Batara Kala, Maesasura dan sebagainya.
2. Raksasa muda atau buata patihan yang terdiri dari Suratimantra, Prahasta, Lembusura, dll.
3. Dasamuka terdiri beberapa wanda (wanda iblis, wanda belis, wanda barong, dll
4. Sugriwa – Subali
5. Wayang Bapang atau Ratu Sabrang seperti Susarma, Susarman, Manima, Maniman, dll
6. Wayang Boma tediri dari Bomanarakasura wanda iblis, Jaya Wikata, Bomawikata, Bogadenta, Bomantara, Gardapura, Gardapati, dll
7. Patih Sabrang antara lain Trikaya, Trinetra, Trisirah, Kangsa, Indrajit, dll
8. Prabu Duryudana
9. Raden Kurupati
10. Prabu Baladewa dengan beberapa wanda.
11. Raden Kakrasana
12. Raja Wirata terdiri Basurata, Basukeswara, Basumurti, Basuketi, Matsyapati.
13. Prabu Salya
14. Prabu Drupada
15. Basukarna dengan beberapa wanda.
16. Wayang sabrang alusan misalnya Dewasrani, Sasramurti, dll
17. Setyaki dengan beberapa wanda.
18. Raden Seta, Utara dan Wratsangka
19. Raden Ugrasena
20. Yamawidura dan Drestarata
21. Lesmana Mandrakumara
22. Narayana dan Narasoma
23. Samba, Setyaka dan Rukmarata
24. Wayang bambangan antara lain Priyambada, Irawan, Wisanggeni, Bambang Srambahan, Nakula dan Sadewa.

Wayang simpangan kanan antara lain:
1. Prabu Tuguwasesa dengan beberapa wanda.
2. Raden Werkudara dari beberapa wanda.
3. Raden Bratasena dari beberapa wanda.
4. Rama Bargawa
5. Prabu Suteja
6. Raden Gatotkaca dari beberapa wanda.
7. Raden Antareja
8. Anoman dari beberapa wanda
9. Batara Guru 10. Durga
11. WayangRama terdiri Prabu Arjunasasrabahu, Prabu Rama, Parikesit, Jayamurcita.
12. Prabu kresna dari beberapa wanda.
13. Prabu Yudistira
14. Raden Puntadewa
15. Arjuna dari beberapa wanda
16. Prabu Pandu
17. Raden Premadi, Suryatmaja, dan Kumajaya
18. Bambang Sekutrem
19. Raden Lesmana
20. Bambang Palasara
21. Raden Abimanyu
22. Wayang putren terdiri dari beberapa putri misalnya Banowati, Subadra, Srikandi.
23. Wayang putran atau wayang bayi.

Wayang simpingan yang disebutkan di atas hanya merupakan garis besar saja, jadi masih banyak tokoh-tokoh yang belum disebutkan disini. Wayang eblekan yaitu wayang yang diatur rapi di dalam kotak dan tidak termasuk disimping. Contoh wayang eblekan antara lain wayang dewa, wayang wanara, wayang reksasa, wayang prajurit atau wayang tatagan dan lain-lain. Sedangkan wayang duduhan yaitu wayang yang diatur pada sisi kanan dalang dan atau wayang yang akan digunakan di dalam pakeliaran. Sedangkan yang termasuk wayang dudahan antara lain rampogan, kreta, wayang kewan, pendita, panakawan, limbuk cangik dan lain-lain.

Jika anda nonton wayang purwa, baik yang dipagelarkan semalam maupun yang dipergelarkan padat, maka jika direnungkan benar- benar didalamnya terkandung banyak nilai serta ajaran-ajaran hidup yang sangat berguna. Semua yang ditampilkan baik berupa tokoh dan yang berupa medium yang lain didalamnya banyak mengandung nilai filosofi. Secara gampang saja baru melihat simpingan wayang, orang telah mempunyai penilaian, bahwa simpingan kanan melambangkan tokoh yang baik, simpingan kiri melambangkan tokoh yang jelek atau buruk. Kalau kita melihat perangnya wayang, wayang yang diletakkan atau diperangkan tangan kiri pasti kalah. Tetapi hal ini tidak semua benar.

Didalam pdalangan kita kaya nilai-nilai didalamnya. Nilai-nilai didalam pedalangan antara lain: kepahlawan, kesetiaan, keangkara murkaan, kejujuran, dll.
1. Nilai kepahlawanan ada pada tokoh: Kumbakarna, Adipati Karna.
2. Nilai kesetiaan terdapat pada tokoh: Dewi Sinta, Raden Sumantri, dll
3. Nilai keankaramurkaan terdapat pada tokoh: Rahwana, Duryudana, dll.
4. Nilai kejujuran terdapat pada tokoh: Puntadewa.

1 Comment (+add yours?)

  1. Mbah Wied
    May 06, 2019 @ 20:01:53

    matur suwun saget nedi ilmu mugi ndadosaken gesang kawulo tansah saget mriksani pagelaran ringgit wacucal ingkang taksih kawi. nangging sampun mboten nate kepanggih sik babon.

    Reply

Leave a comment