Adon-adon Rajamala

Pangeran Wratsangka dan Utara menghadap ayahnya Prabu Matswapati dan memohon agar sang Raja mencari jago untuk menandingi Rajamala, yang menjadi jago dari Kencakarupa dan Rupakenca. Sang Raja memberikan nasehat agar menemui Lurah Wijakangka yang kemungkinan dapat mencarikan jago. Perjalanan mereka tidak sia-sia, ternyata lurah pasar itu mengatakan adiknya, Abilawa akan siap menjadi jago, maka bersama-sama mereka pergi ke tempat Jagal Walakas.

Namun yang dicari tidak ada dan mendengar bahwa adiknya berada di hutan, segera ia mencarinya dan menemukannya. Ia sedang tidur di bawah pohon beringin. Wijakangka membangunkannya dengan cara menarik rambut yang ada pada ibu jari kakinya. Abilawa terbangun, karena merasa terganggu tidurnya, ia marah dan mengangkat ke udara Wijakangka. Namun setelah dijelaskan ia tenang kembali dan sanggup menjadi jago melawan Rajamala.

Sementara Pamadi yang diikuti Semar, Gareng dan Petruk berada di hutan dan bertemu sepasang raksasa yang akan memangsanya, tetapi setelah Arjuna melepaskan panahnya kedua raksasa itu berubah ujud menjadi Dewa Brahma dan istrinya, Rarasati. Ia memerintahkan kepada Arjuna agar pergi ke alun-alun Wirata dan menghadiahkan senjata Bramasta untuk membunuh Rajamala. Namun, Pamadi harus menyamar sebagai wanita dengan nama Kandi Wrahatnala.

Di alun-alun Wirata perang tanding Rajamala melawan Abilawa dimulai. Jagal Abilawa berhasil melemparkan musuhnya sehingga tidak bergerak. Teman-temannya menolongnya dengan melemparkan Rajamala ke dalam kolam yang berisi air berkhasiat yang dapat menyembuhkan. Akibatnya, Rajamala segar bugar ke luar dari kolam dan menyerang Abilawa, begitu berulangkali dan Abilawa tidak dapat membunuhnya. Hal ini dilihat oleh Kandi Wrahatnala, maka ia memberikan senjata Bramasta kepada Semar agar dimasukkan ke dalam kolam dan seketika itu air kolam mendidih dan berbusa.

Pada waktu Rajamala jatuh dan dimasukkan ke dalam kolam ia tidak segar bugar tetapi tubuhnya hancur lebur dan mati. Kencakarupa dan Rupakenca melihat jagonya mati maka mengejar Abilawa dan dalam pengejarannya ia bertemu dengan Kandi Wrahatnala maka ia jatuh cinta dan ingin mengawininya.

Selanjutnya Kandi Wrahatala mengabdi kepada Dewi Utari dan sanggup menolong Kencakarupa. Pada suatu hari ia diutus Utari untuk membawa surat untuk Kencaka. Kesempatan ini digunakan Kencakarupa untuk merayunya tetapi Wrahatnala lari ke tempat lurah Pasar Wijakangka. Ia terus mengejarnya, tetapi Wrahatnala terus menghindar dan pergi ke tempat Abilawa di pejagalan.Kencaka datang di tempat Jagal Walakas dan meminta Wrahatnala, maka terjadi perang tanding antara kedua ksatria itu.

Dengan senjata kuku Pancanaka, Kencakarupa dan Rupakenca terbunuh oleh Abilawa dan jenazahnya dibakar.

Leave a comment