Menak Gandrung

Begitu Negara Kuwari jatuh ketangan Amir Ambyah, raja Hirman dan raja Jobin lari ke Medayin. Raja Hirman sangat sedih begitu mendengar kabar, ayahnya raja Nusirwan dipenjarakan di Negara Abesi. Atas usul Betaljemur, ibunda raja Hirnam, yaitu permaisuri Medayin meminta tolong Amir Ambyah untuk membawa pulang raja Nusirwan ke Medayin. Permintaan itu disanggupi oleh Amir Ambyah yang langsung pergi ke Abesi bersama Maktal.

Amir Ambyah berhasil membebaskan raja Nusirwan dari penjara. Ia segera dibawa keluar dan ditinggalkan di pintu gerbang karena Amir Ambyah akan mencari kudanya, Sekarduwijan. Takterduka ia terperosok masuk ke telaga berbisa. Sadatkabulumar, raja Abesi yang mengira Amir Ambyah telah tewas, segera menangkap Maktal dan diikat pada sebatang pohon. Sadatkabulumar kemudian mengajak raja Nusirwan kembali ke Medayin dan bersama-sama menyerang negeri Kaos.

Umarmaya yang menyusul ke Abesi, berhasil membebaskan Amir Ambyah dari telaga berbisa dan melepaskan tali ikatan Maktal. Kuda Sekarduwijan mengamuk dan menghancurkan pasukan Abesi. Kadarisman, putra raja Abesi tunduk pada Amir Ambyah, dan menyatakan kesanggupannya untuk menangkap raja Nusirwan. Amir Ambyah, Umarmaya dan Maktal segera kembali ke Kaos.

Dengan pasukan pencuri sakti yang sanggup menghancurkan pasukan Amir Ambyah, Sadakabulumar dan Jobin berangkat dari Medayin menuju Kaos. Pada malam hari, Pada malam hari, mereka behasil membunuh Kobatsarehas. Dewi muninggar yang hendak mebela putranya dibunuh pula oleh Jobin. Bukan main marahnya Amir Ambyah begitu medengar kematian anak istrinya. Ia segera menangkap dan membunuh Sadatkabulumar dan Jobin.

Akibat kematihan Muninggar dan Kobatsarehas, Amir Ambyah menderita sakit ingatan. Para raja bawahan disuruhnya pulang ke negara masing-masing. Hanya Maktal yang tidak boleh berpisah. Ia diajak menunggui makam Muninggar dan Kobatsarehas.

Menak Demis

Begitu mendengar kedatangan kembali Amir Ambyah, Raja Nusirwan dan Raja Jobin segera melarikan diri ke negara Demis. Amir Ambyah kemudian mengutus Umarmaya untuk menantang raja Demis. Tantangan tersebut diterima oleh raja Demis. Umarmaya kemudian menggunakan pusaka siluman, patih Bestak dan raja Jobin dipukuli, sedangkan mahkota raja Demis direbutnya, lalu diserahkan ke Amir Ambyah.

Perang pun berkobar antara pasukan Demis melawan pasukan Arab. Dalam peperangan tersebut Amir Ambyah terluka lalu muncul ke negeri Katijah. Pada saat yang kriti, muncul Maryunani, putra Amir Ambyah dengan Dewi Sekarkedhaton, datang membantu raja Demis. Untuk menghadapi raja Demis, Amir Ambyah memberikan kuda Kalisalak kepada Maryunani.

Hati Muninggar sangat kecewa begitu tahu Amir Ambyah telah mempunyai anak sebelum mengawini dirinya yang berarti Amir Ambyah telah mengingkari janjinya. Umarmaya berusaha menjelaskan pada Muninggar bahwa perkawinan Amir Amyah dengan Sekarkedhaton hanya terjadi dalam mimpi. Tapi Muninggar tetap tidak percaya. Terjadilah pertengkaran dengan Amir Ambyah. Muninggar diusirnya, agar pergi ke negeri Bangid, karena raja Bangid dahulu ingin memperistrinya

Menghadapi kenyataan itu, Umarmaya laku bersepakat dengan Maktal untuk membunuh raja Bangid. Membawa Muninggar ke Bangid dan menyuruh Maktal menjaganya. Umarmaya kemudian kembali menemui Amir Ambyah, membujuknya agar jangan memarahi Muninggar. Akibatnya, Umarmaya pun diusirnya. Ia segera meninggalkan Amir Ambyah pergi ke negeri Bangid.

Tersebutlah, pada suatu ketika Amir Ambyah pergi berburu dan tersesat sampai ke negeri Bangid. Dan bertemu dengaan Umarmaya. Amir Ambyah lalu dibawa masuk ke istana dan dipertemukan dengan Muninggar. Mereka rujuk kembali. Pasukan segera disiapkan untuk menyerang raja Jobin yang lari ke negeri Kuristam.

Menak Cina

Hongtete, raja Cina, mempunyai dua orang putri. Adaninggar dan Widaninggar. Adaninggar sangat tergila-gila pada Amir Ambyah, lalu pergi mencarinya. Ia pergi ke Negara Yujana, menyerahkan diri pada raja Medayin. Kepada semua orang ia mewartakan sebagai calon istri Raja Nusirwan. Taktik ini ia tempuhuntuk menarik perhatian Amir Ambyah yang ia yakini akan jatuh cinta kepadanya begitu melihat kecantikan. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, karena Amir Ambyah bahkan menganggapnya sebagai ibu calon mertua.

Adaninggar seorang prajurit terpilih bersenjata lengkap, panah, talikentular (semacam selendang sakti), ia juga dapat menghilang. Begitu besar keinginannya untuk menjadi istri Amir Ambyah, sehingga pada suatu malam dengan kesaktiannya ia berhasil menculik Amir Ambyah dan membawanya ke dalam sebuah goa di sebuah pegunungan. Dengan terus terang ia menyatakan cintanya pada Amir Ambyah, namun Amir Ambyah tak menanggapinya, karena tetap menganggap Adaninggar sebagai ibu calon mertua.

Adaninggar tak dapat menahan gejolak hati dan kemarahannya menghadapi sikap Amir Ambyah. Begitu gemasnya, Amir Ambyah, orang yang sangat dicintainya dan telah diikat tak berdaya itu disiksanya dengan cambukan-cambukan. Namun Amir Ambyah tetap pada pendiriannya, memanggil “ibu” kepada Adaninggar dan tetap menyembahnya layaknya seorang menantu.

Kuswendar, raja negara Yujana, ketika mendengar Amir Ambyah hilang, segera menyiagakan pasukan, menyerang pasukan Kuparman. Dalam penyerangan tersebut, Rustamaji tewas. Untunglah Umarmaya berhasil menemukan dan membebaskan amir Ambyah dari dalam goa, lalu maju perang bersama. Pasukan Yujana dapat dikalahkan, dan reaja Kusnendar menyatakan takluk pada Amir Ambyah. Sedangkan raja Nusirwan lari mengungsi ke negara Kaelani.

Adaninggar tetap berusaha mengambil hati Amir Ambyah. Ia mengadukan nasibnya dan meminta perlindungan kepada istri-istri Amir Ambyah, terutama pada Sudarawreti dan Rabingu. Kedua putri tersebut bersedia melindungi Adaninggar karena memaklumi rasa hatinya, karena mereka pernah pula mengalami nasib yang sama. Ketika Amir Ambyah menyerang negara Kaelani dan di tengah jalan diserang raksasa dari Jabalkap, raksasa-raksasa itu dibinasakan oleh Adaninggar.

Menghadapi serangan pasukan Amir Ambyah, pasukan Kaelani disiagakan dibawah pimpinan Kelaswara putri raja Kelanjali. Kelaswara merupakan seorang prajurit wanita yang tangguh, kuat dan dapat mengangkat kedua ekor gajah dengan kedua tangannya. Oleh karena itu ia tersohor sebagai prajurit wanita tanpa tanding. Terjadilah pertempuran yang seru antara Amir Ambyah melawan Kelaswara. Amir ambyah tertangkap dan dibawa ke istana Kaelani. Namun di dalam istana, oleh Umarmaya ia dikawinkan dengan Kelaswara. Kejadian ini menimbulkan kemarahan raja Kelanjali. Ia langsung menyerang Amir Ambyah, tapi kalah dan akhirnya tunduk di bawah pimpinan Amir Ambyah.
Para istri Amir Ambyah tidak senag hatinya mendengar berita perkawinan Amir Ambyah dengan Kelaswara. Pada waktu malam hari, Adaninggar masuk ke dalam istana Kaelani. Ia melihat Kelaswara sedang tidur, lalu ditariknya keluar. Terjadilah perkelahian yang sengit antara dua prajurit wanita yang sama-sama sakti. Namun karena tak menduga akan kedatangan musuh, kelaswara agak repot juga menghadapi Adaninggar. Ketika semua senjatanya tak mempan terhadap tubuh Adaninggar, Kelaswara masuk ke dalam kamar pengantin, mengambil senjata Lusaka dan kembali menghadapi Adaninggar. Pusaka itu langsung dilemparkan Kelaswara, menembus dada kiri Adaninggar yang roboh dan mati seketika. Sudarawreti dan Rabingu hendak membela Adaninggar, tapi Kelaswara cepat meminta maaf dan menghiburnya. Jenazah Adaninggar kemudian dimakamkan di Negara Parangakik.

Mendengar kematian Adaninggar, raja Nusirwan bermaksud pergi ke Negara Cina untuk mengadukan peristiwa tersebut kepada raja Hongtete. Dengan menyamar sebagai saudagar, Nusirwan pergi ke Negara Cina. Namun nasib sial menimpanya. Sampai di Negara Mukub seluruh harta bendanya habis dirampas Bintibahram, raja Mukub.
Mengkhawatirkan keselamatan suaminya, permaisuri Negara Medayin meminta tolong Amir Ambyah untuk menyususl raja Nusirwan. Amir Ambyah berangkat ke Negara Cina. Sampai di Negara Mukub, Amir Ambyah menaklukan Bintibahram, kemudian diajaknya bersama-sama pergi ke Cina.

Setibanya di Negara Cina, raja Nusirwan menumpang pada janda penjual roti. Dengan cara menyamar, Amir Ambyah dan Bintibahram juga tinggal pada janda penjual roti itu juga. Sementara itu Hongtete juga telah mendengar kematian putrinya, Adaninggar di Negara Kaelani. Ia amat cedí dan setiap hari melakukan pemujaan pada dewa api. Amir Ambyah yang berhasil memasuki istana Hongtete, segera mengeluarkan Mukzizat, memadamkan api pemujaan Hongtete. Raja Hongtete akhirnya tunduk kepada Amir Ambyah.

Menak Biraji

Begitu dengar Aspandriya, raja Negara Biraji ingin mengalahkaan dirinya, Amir Ambyah mendahului menyerang Biraji. Darudriya, raja Bangit diperintahkan menantang Biraji, Darundriya bertemu dengan Sribengat. Keduanya saling jatuh cinta, dan kemudian Sribengat dilarikaan darundriya.

Pertempuran berkobar antara pasukan Biraji melawan pasukan Kuparman. Baladikum, raja Negara Ngambarsirat, saaudara raja Aspandriya datang membantu pasukan Biraji, membuat pasukan Amir Ambyah terdesak. Untunglah pendeta Maskum, kakek Maktal datang menolong dan membuat pasukan Kuparman unggul kembali. Negara Biraji pun dapat ditaklukkan. Begitu perang selesai, Amir Ambyah pulang ke Mekah, dan memerintah untuk memboyong anak istrinya Kaos.

Di Kaos, patih Bestak dan raja Jobin menyebarkan kabar bohong, bahwa Amir Ambyah tewas dalam pertempuran di Biraji. Raja Bahman dibujuk agar berbalik haluan, dan Hirman, anak raja Nusirwan dinobatkan menjadi raja Kaos. Akibatnya negara Kaos menjadi kacau. Pasukan Amir Ambyah memecah belah, karena ada yang berbalik haluan dan ada yang tetap setia. Akibatnya terjadi pertempuran diantara mereka sendiri. Dalam situasi yang tak menentu itu, Kalajohar, raja putri Pirkari, yang juga adik perempuan raja Jobin, Membantu pasukan yang setia pada Amir Ambyah.

Raja Lamdahur dan Pirngadi, putranya maju perang melawan para penberontak. Sementara itu Muninggar mengirim berita kepada Amir Ambyah di mekah tentang terjadinya kekisruhan di Kaos. Di Mekah Amir Ambyah sendiri juga bermimpi terjadinya perang besar di Negara Kaos. Ia segera mengutus Umarmaya ke Negara Kaos. Di Kaos raja Bahman yang merasa dipermainkan Bestak, lalu menangkapnya dan menyakitinya.

Next Newer Entries