Kapi Lembudara dan Kapi Sambodara

Kapi Lembudara dan Kapi Sambodara merupakan dua bupati kera yang berwujud kera berkepala burung dara. Kapi Lembudara dan Kapi Sambodara diciptakan bersama. Kapi Lembudara diciptakan oleh Batara Penyarikan sedang Kapi Sambodara diciptakan oleh Batara Sambo. Kedua kera itu bertugas untuk menyampaikan kabar dari udara tentang perkembangan kesiagaan pasukan Alengka.

Kapi Baliwisata

Kapi Baliwisata berwujud kera berkepala bebek. Ia merupakan pujaan Batara Aswan. Ia ikut menjadi pahlawan bersama para pasukan kera lainnya dan tewas oleh salah seorang putra Dasamuka.

Kapi Baliwinata

Pahlawan kera berkepala burung betet ini dipuja oleh Batara Aswin. Ia tidak memiliki keistimewaan dan kesaktian, dan hanya sebagai pasukan kera biasa yang bisa terbang. Kapi Baliwinata ikut tewas di tangan pasukan raksasa dari Alengka.

Kapi Permujabahu

Kapi Permujabahu juga sering disebut Kapi Pramudya adalah seekor kera cemeng atau memiliki bulu berwarna hitam dan berkepala kumbang. Pada awalnya ia adalah seekor kumbang yang selalu hinggap di setangkai bunga yang bernama kembang Dewaretna. Saat Dasamuka mengetahui bahwa kerajaannya akan diserang oleh jutaan kera, ia berpikir keras untuk mengatasi pasukan-pasukan kera tersebut. Prabu Dasamuka lalu mengambil kembang Dewaretna dari Batara Kuwera. Kembang tersebut berfungsi untuk mengatur nasib para kera di dunia. Setelah kembang tersebut direbut Dasamuka, Batara Kuwera memuja seekor kera yang berasal dari kumbang yang selalu bersama dengan kumbang tersebut. Kera itu ditugaskan oleh Batara Kuwera untuk mengambil kembali kembang Dewaretna yang saat itu dijaga oleh Patih Prahasta. Berkat penciumannya yang sangat tajam, Kapi Permujabahu dapat menemukan dan mengambil kembali kembang Dewaretna. Ia bersama Kapi Yuyu Kingkin dan Kapi Mudabawi diangkat menjadi komandan istimewa pasukan kera oleh Sri Rama berkat jasanya mengambil kembali kembang Dewaretna.

Kapi Yuyu Kingkin

Kapi Yuyu Kingkin merupakan salah satu kera dari kerajaan Guakiskendha yang diangkat Sri Ramawijaya sebagai komandan istimewa setelah berhasil membunuh Ditya Yuyu Rumpung. Seperti namanya, ia kera yang berkepala kepiting pujaan Batara Rekatatama. Ia memiliki keahlian bertempur di dalam lautan

Kapi Menda

Kapi Menda dahulunya berwujud manusia. Ia adalah cantrik Resi Gotama di pertapaan Erraya/Grastina dan menjadi pengasuh Sugriwa/Guwarsa, akibat peristiwa rebutan Cupumanik Astagina dan ikut terjun ke dalam telaga Sumala, Menda berubah wujud menjadi wanara/kera dan namanya menjadi Kapimenda.
More

Kapi Saraba

Kapi Saraba adalah wanara ciptaan Bathara Bayu. Ia ditugaskan sebagai pengasuh Anoman, kera putih putra Dewi Anjani dengan Bathara Guru/Sanghyang Manikmaya di pertapaan Grastina/Erraya setelah kematian Dewi Anjani. Kapi Saraba mempunyai suara yang sangat bagus dan mahir melagukan kakawin Kitab Weda. Ia juga pandai mendongeng, memiliki watak penyabar, telaten dan penuh kasih sayang.
More

Kapi Suweda

Kapi Suweda berujud wanara/kera berbulu hitam legam. Ia merupakan putra tunggal Prabu Sugriwa, raja kera negara Gowa Kiskenda dengan istri Endang Suwarsih, wanita pengidung dan pamong Dewi Anjani, kakak Prabu Sugriwa. Kapi Suweda sangat tekun bertapa sehingga menjadi sangat sakti. Kesaktian dan ketangkasannya hanya dapat diungguli oleh Anggada dan Anoman.

Kapi Sarpacitra

Kapi sarpacitra adalah kera pujaan Batara Cakra, seorang dewa yang juga berkedudukan sebagai pujangga kayangan. Ia berwujud kera berkepala ular dan memiliki ekor yang sangat panjang. Sarpacitra berperan penting dalam penyeberangan pawukan kera ke Alengka. Hal itu dikarenakan ia bersama dengan Kapi Cacingkanil / Wercita yang juga memiliki ekor panjang. Ekor tersebut digunakan untuk menarik keluar Ditya Yuyu Rumpung dari air untuk dihabisi oleh Kapi Yuyu Kingkin.

Kapi Handoko

Kera ini berwujud kera berkepala banteng. Karena perannya tidaklah besar maka ia sangat jarang disebut dalam cerita Ramayana. Ia juga memiliki nama lain yaitu Kapi Gawaksa. Kapi Handoko adalah kera ciptaan Batara Surya.

Kapi Cocak Rawun

Kapi Cocak Rawun memiliki keahlian bertempur di udara. Ia sebagai koordinator dalam perang ke Alengka lewat udara bersama pasukan-pasukan kera yang mahir terbang. Dalam melaksanakan tugasnya ia dibantu oleh beberapa bupati kera antara lain adalah Kapi Sempati, Kapi Lembudara, dan Kapi Sambodara. Kapi Cocak Rawun adalah ciptaan Batara Candra.

Kapi Mahendrajanu

Berwujud mirip dengan Kapi Endrajanu, hanya saja ia memiliki bulu berwarna ungu kecoklatan. Kera ini juga diciptakan oleh Batara Anggajali, seorang empu pembuat pusaka para dewa.

Kapi Endrajanu

Kapi Endrajanu diciptakan oleh Batara Kesawa. Ciri-cirinya yaitu seekor kera berbulu hijau dan memiliki jalu (beberapa dalang menyebut bahwa Endrajanu memiliki siku berupa trisula) yang digunakan sebagai senjata. Dalam perang Alengka, ia membunuh salah seorang suami dari Dewi Sarpakenaka (adik Dasamuka), yang bernama Kaladusana.

Kapi Bauwinata

Kera ini ukurannya kecil dan pendek tetapi memiliki tenega yang sangat besar. Dibalik kekuatannya yang besar itu, ia sangat bodoh sehingga selalu menjadi pesuruh. Awalnya ia hanyalah kera hutan biasa yang kemudian diangkat sebagai salah seorang bupati kera oleh Prabu Sugriwa.

Kapi Kesari

Kapi Kesari mempunyai wujud kera berambut api dan badannya bersisik seperti ikan, ciptaan Batara Temboro. Kapi Kesari tewas dalam penyerangan ke Alengka oleh Trinetra (Anak Dasamuka).

Kapi kalawandru

Kapi kalawandru adalah kera yang memiliki rambut api. Ia merupakan hasil pujaan Batara Yamadipati. Jika dilihat sepintas, Kapi Kalawandru memiliki wujud yang hampir sama dengan Kapi Anggeni, hanya saja Kapi Kalawandru tidak berbulu merah dan memakai sampur (sampur = semacam selendang yang ditaruh di pundak).

Kapi Anggeni

Kapi Anggeni adalah kera pujaan Batara Agni, karena itu Kapi Anggeni dapat mengeluarkan hawa panas yang dapat meleburkan apa saja. Ia berwujud seekor kera yang berbulu merah dan berambut api.
Ia merupakan seekor kera yang berperan penting di dalam kisah pewayangan karena perannya dalam membantu penyerangan ke Alengka, tetapi bukan tokoh yang baku.

Kapi Nala

Kapi Nala putra Batara Wiswakrama. Karena ayahnya adalah dewa ahli bangunan dan arsitek di kayangan maka Kapi Nala juga sangat ahli dalam hal bangunan. Ia menjadi arsitek utama pembangunan tambak/jembatan ke Alengka. Karyanya yang lain adalah perkemahan Swelagiri sebagai markas pasukan kera di pesisir Alengka. Dalam menjalankan tugasnya ia dibantu oleh beberapa kera ahli seni dan bangunan seperti Kapi Anila dan Kapi Anala. Kapi Nala memiliki saudara yang bernama Dewi Sayempraba. Dewi Sayempraba diperistri oleh Dasamuka. Sebenarnya misi Kapi Nala dalam penyerangannya ke Alengka selain untuk membantu Rama membebaskan Dewi Sinta juga untuk membebaskan ayahnya yang ditawan Dasamuka yang menuntut untuk dibangunkan kembali istana Alengka yang megah dalam waktu satu malam setelah sebelumnya dikacaukan oleh Anoman pada saat Anoman menjadi duta Ramawjaya ke Alengka.

Kapi Anala

Kapi Anala memiliki wujud yang mirip dengan Anila hanya saja Kapi Anala memiliki bulu merah. Kapi Anala pujaan Batara Brahma. Karena kesaktiannya ia menjadi salah satu bupati di kerajaan Guakiskendha pada pemerintahan Prabu Sugriwa. Sebagai ahli seni dan bangunan, Ia bersama Kapi Nala dan Anila berperan penting dalam pembangunan tambak ke Alengka sebagai jembatan penghubung tanah India dengan Alengka (Srilangka). Kapi Anala bisa mengeluarkan hawa panas yang luar biasa jika ada dalam keadaan marah. kesaktian ini juga dimiliki oleh Kapi Anggeni.