Sigit Sukasman, Sang Pecinta Wayang..

Sigit Sukasman (73), bukan dalang yang memegang wayang dan menggerak-gerakkan wayang. Tapi ialah dalang sejati karena cintanya pada wayang. Tiap hari ia menggambar wayang, membuat wayang, dengan tujuan agar tampilan wayang lebih hidup, agar pentas wayang menarik.
More

I Wayan ”Cenk Blonk” Nardayana: Saya Ingin Wayang Jadi Hiburan Favorit

Jika mendengar nama dalang I Wayan Nardayana, kening Anda pasti berkerut, siapakah dia? Tetapi kalau mendengar nama Cenk Blonk, pastilah langsung ingatan Anda melayang pada pertunjukan wayang yang sangat digemari banyak kalangan. Wayang Cenk Blonk memang tengah naik daun, namun tahukah Anda bahwa perjalanan suksesnya tidak gampang? Dalang laris yang tengah mengambil kuliah di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar ini pernah bekerja sebagai tukang parkir di swalayan Tiara Dewata. Namun demikian ia tetap mengasah kemampuannya dalam mendalang. Ia mengakui bahwa lakon wayang yang dibawakan dulunya lebih banyak yang ngomong jorok, namun sekarang ia berusaha memasukkan banyak tuntunan pada masyarakat. Lantas, mengapa dalang yang berpentas sedikitnya 20 kali per bulan ini menolak didokumentasikan pementasannya? Tetapi, mengapa ia justru bangga banyak dalang yang menirunya? Berikut wawancara Bali Post dengan dalang Cenk Blonk.
More

I Wayan Nardayana: Dalang Inovatif Cenk Blonk dari Bali

I Wayan Nardayana terlahir dari keluarga petani miskin dan tak punya leluhur berdarah seni mendalang wayang kulit. Namun, keuletan belajar dan kecintaan terhadap seni mengantarkannya menjadi dalang wayang kulit bali. Ia sukses dan populer sejak 15 tahun lalu dengan sebutan dalang inovatif Cenk Blonk.
More

Mengenang Pengabdian Ki Hadisugito di Jagad Pewayangan

Dalang, Faktor Utama Keadiluhungan Wayang Kulit

PAKEM pewayangan adalah paugeran pergelaran wayang yang harus dipatuhi oleh para dalang. Meskipun demikian, isen-isen ajaran dalam pergelaran wayang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Nut jaman kelakone. Bahkan dalam adegan tertentu, omongan tokoh-tokoh tertentu juga tidak ditabukan glenyengan atau dleweran ke permasalahan yang sedang aktual di masyarakat. Bahkan ketika sedang dalam jejeran, tiba-tiba Janaka terkentut, sebenarnya juga bukan hal yang tabu. Bukankah Janaka itu juga gambaran sesosok manusia biasa?
More

Sabetan Tangan Setan Ki Manteb

TAHUN 1987, mantan menteri penerangan Boedihardjo menjuluki Ki Manteb Soedharsono “dalang setan” seusai menyaksikan dalang asal Karanganyar, Surakarta, ini, mendalang. Julukan itu bukan karena sang dalang jahat, tetapi justru sebagai bentuk kekaguman Boedihardjo terhadap sabetan (cara menggerakkan wayang kulit) yang dimiliki Manteb. Menurut Boedihardjo ketika itu –seperti diceritakan oleh Manteb– “dalang setan” merupakan singkatan dari dalang dengan sabetan yang tidak ada tandingannya. Sejak itulah julukan “dalang setan” melekat pada dirinya.
More

Slamet Gundono: Imajinasi Sebatang Ilalang

KETIKA lahir, orang tuanya hanya memberikan nama Gundono. Sementara “Slamet” merupakan nama pemberian guru SD-nya. “Biar panjang dan kelihatan gagah,” kata Slamet Gundono. Sejak kecil, Gundono memang sudah menyukai wayang. Orang tuanya adalah seorang dalang wayang kulit klasik di Tegal. Namun karena tidak menyukai kehidupan kesenian pedalangan yang dalam pandangannya saat itu dekat dengan minuman keras dan main perempuan, maka Gundono tidak menggelutinya secara serius. Pria bertubuh besar ini memilih sekolah pesantren di Lebak Siu sampai Madrasah Aliyah. Namun justru di pesantren itulah kecintaannya terhadap wayang semakin meletup-letup.
More

Ki Purbo Asmoro: Dan Wayang pun Kembali ke Istana…


foto: persinggahan.wordpress.com

NAMANYA Purbo Asmoro. Banyak penggemarnya yang mananyakan nama asli dalang wayang purwo ini. Padahal nama aslinya atau nama pemberian orang tuanya ya Purbo Asmoro itu. Ia mulai dikenal sebagai dalang sejak tahun 1990-an. Sebagai seorang dalang, ia mempunyai prinsip harus berpijak di atas semua kelompok dan golongan. Sebab pedalangan adalah media yang menyajikan nilai-nilai kemanusiaan secara universal.”Sebagai kesenian adiluhung, pedalangan tidak harus dipersepsikan dengan menengok masa lalu. Tapi justru bagaimana kita memandang adiluhung itu sesuai dengan perkembangan zaman,” ujar dalang yang juga dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini.
More

Ki Ledjar Subroto, pencipta wayang Kancil yang tetap semangat berinovasi

Ki Ledjar Subroto berpose didepan karya mural wayang Sultan Agung di bawah jembatan layang Lempuyangan pada November 2007. (Sumber foto: http://www.flickr.com)

“Saya akan tetap berjuang dan apa yang saya kuasai akan saya lestarikan. Saya tetap ingin berkarya demi Jogja,” kata Ki Ledjar Subroto sesaat usai menerima penghargaan Lifetime Achievement Award dari Suwarno Wisetrotomo mewakili panitia Biennale Jogja sebagai pihak pemberi penghargaan dalam penutupan Biennale Jogja X-2009, Minggu (10/1) di Jogja Nasional Museum.
More

Ki Ledjar Subroto


Tempat/Tgl Lahir

Wonosobo, 20 Mei 1938

Riwayat Pendidikan

Pendidikan terakhirnya Sekolah Rakyat ( SR ) 6 tahun.

Alamat Rumah

Jl. Mataram DN I/198 Yogyakarta 55213 DIY

telp +62274517976

Jl. Prof.Dr. Soepomo 72 B Yogyakarta
More

Ki Ledjar Subroto: Wayang Kancil Itu Ciptaan Saya

YOGYAKARTA – Akhir-akhir ini situasi batin Ki Ledjar Subroto begitu galau. Meski saat berkumpul dengan para seniman di Yogyakarta tingkah lakunya tetap menunjukkan kekonyolan lewat banyolan-banyolannya, intensitasnya sangat berkurang.

Raut wajah pencipta wayang Kancil ini tak jarang tampak serius. “Ini persoalan tanggung jawab moral, harga diri. Apa kata teman-teman seniman terhadap saya ketika mereka tahu dari pemberitaan jika Wayang Kancil itu diklaim bukan ciptaan saya? Padahal, jelas ciptaan saya,” ujar Ki Ledjar (70). Kegalauan Ki Ledjar ini muncul beberapa hari setelah dirinya dan Kartika Affandi mendapat Lifetime Achievement Award dari panitia Biennale Jogja X-2009.
More

Dalang Enthus Gelar Wayang Planet

Apa jadinya jika wayang kulit dipentaskan di pusat perbelanjaan modern? Kaget, aneh, lucu, seru, dan terhibur, adalah sebagian besar tanggapan penonton pertunjukan wayang planet dengan Dalang Ki Enthus Susmono, di Mal Artha Gading, Jakarta Utara, Jumat malam.

Untuk yang pertama kalinya konsep wayang dipentaskan di pusat perbelanjaan modern atau yang disebut Ki Enthus Wayang in the Mall.
More

Ki Tarjono Dalang Ruwat Banyumas

Ki Tarjono Wignyopranoto sebagai dalang wayang kulit sudah tidak asing lagi bagi masyarakat seni di Banyumas dan sekitarnya. Apalagi dalang terkenal yang merasakan masa kejayaan tahun 70-an tersebut, saat ini masih sering mendalang. “Tetapi sekarang saya lebih banyak mendalang untuk keperluan ruwatan. Karena itu sebutan saya sekarang adalang Dalang Ruwat,” kata Ki Tarjono yang pertama mendalang tahun 1965.
More

Ki Warsino, Empu Dalang Pengagum Anoman

Setelah beberapa kali bertanya, akhirnya Kompas berhasil menemukan kediaman Ki Mas Ngabehi Warsino Guno Sukasno (85). Dalang senior itu seakan menunggu kedatangan Kompas. Ketika kami datang, dia sedang duduk di pendapa samping rumah sambil nglaras (bersantai) mendengarkan gending Jawa dari radio transistor sambil melayangkan pandangan ke halaman.
More

Dalang, Faktor Utama Keadiluhungan Wayang Kulit

Pakem pewayangan adalah paugeran pergelaran wayang yang harus dipatuhi oleh para dalang. Meskipun demikian, isen-isen ajaran dalam pergelaran wayang harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Nut jaman kelakone. Bahkan dalam adegan tertentu, omongan tokoh-tokoh tertentu juga tidak ditabukan glenyengan atau dleweran ke permasalahan yang sedang aktual di masyarakat. Bahkan ketika sedang dalam jejeran, tiba-tiba Janaka terkentut, sebenarnya juga bukan hal yang tabu. Bukankah Janaka itu juga gambaran sesosok manusia biasa?
More

Asep Sunandar Sunarya

Dalang Wayang Golek Inovatif

Asep Sunandar Sunarya Asep, yang lebih dikenal dengan panggilan Asep Sunarya, dalang wayang golek yang menciptakan si Cepot. Wayang yang rahang bawahnya bisa digerak-gerakkan jika berbicara, juga dapat merentangkan busur dan melepaskan anak panah, tanpa bantuan tangan dalang. Dengan karyanya itu, dia pantas disebut sebagai pendobrak jagat wayang golek di Indonesia.
More

Ki Nartosabdo


Lahir di Klaten, Jawa Tengah, 25 Agustus 1925 (pn 7 Oktober 1985), Nartosabdo muncul pertama kali sebagai dalang justru di Jakarta, di Gedung PTIK, 28 April 1958. Dengan lakon Kresna Duta, pertunjukan itu disiarkan pula oleh RRI. ”Saya panik, maklum baru pertama kali,” tutur Ki Narto, beberapa tahun kemudian. Pada adegan pertama, ia sempat bingung, mencari cempala, alat yang biasa diketukkan dalang pada sisi kotak wayang, untuk mendramatisasi suasana. Padahal, alat itu sudah tergeletak di pangkuan saya,” tuturnya.
More

Ki Wawan Gunawan

Wawan Gunawan lahir di Ciamis Jawa Barat tanggal 11 Desember 1969
Profesi dalang ditekuni sejak mulai kanak-kanak

Pendidikan Formal

SD-SMP di Panumbangan Ciamis lulus tahun 1985
Sekolah Menengah Karawitan (SMKI) Bandung lulus tahun 1989
Akademi Seni Tari Indonesia ( ASTI ) Bandung lulus tahun 1992
Institut Seni Indonesia ( ISI ) Yogyakarta lulus tahun 1995
More

Ki Timbul Hadiprayitno


Ki Timbul Hadiprayitno is a senior dalang of Yogjakarta/Mataraman style of performance. He is also one of the favourite dalang of the late Indonesia president Soeharto.

Ki Timbul Hadiprayitno lahir di Bagelen, Purworejo, pada 20 Juni 1934. Agamanya adalah Islam. Pendidikannya hanya sampai SR saja. Ia mempunyai 6 orang anak yang semuanya adalah dalang kecuali 1 orang putri. Ia adalah dalang yang terkenal dari Yogyakarata.
More

Ki Seno Nugroho

SENO NUGROHO lahir di Yogyakarta, pada 23 Agustus 1972. Agamanya Islam. Ia lulus dari dari sekolah Menengah Kesenian Indonesia, Yogyakarta, pada 1991. Seno dikaruniai seorang anak putri, Ia tinggal di Jl. Mangunsarkoro No. 52, Yogyakarta.

Seno belajar mendalang sejak umur 10 tahun. Seringkali ia ikut ayahnya saat mendalang. Seno kecil sangat kagum terhadap Ki Mantheb Sudharsono meskipun belum saat itu belum tersentuh teori-teori pedalangan. Sekolah Menengah Kesenian, Yogyakarta selanjutnya membentuknya menjadi dalang. Ia mendalang untuk pertama kali, dikampungnya, pada usia 15 tahun.
More

Ki R. Noer Iman Priyatna Kamadjaja WP

Ki R. Noer Iman Priyatna Kamadjaja WP lahir di Sukabumi pada 21 September 1930. Ia beragama Islam. Pendidikannya sampai S.G.A. Kegiatannya selain mendalang antara lain: Sebagai Ketua BKKI kabupaten Serang; Ketua Pepadi kabupaten Serang; dan Pelatih pembina Pramuka kabupaten dan propinsi.
More

Previous Older Entries